Kasus Kabut Asap di Sumatera Selatan: Belasan Saksi Berikan Keterangan di Persidangan

Kasus Kabut Asap di Sumatera Selatan: Belasan Saksi Berikan Keterangan di Persidangan.-Palpos.id-
PALPOS.ID - Kasus Kabut Asap di Sumatera Selatan: Belasan Saksi Berikan Keterangan di Persidangan.
Kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah) gambut di Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera Selatan, telah menjadi isu yang berulang dan menimbulkan dampak signifikan bagi lingkungan serta masyarakat setempat.
Pada tahun 2023, bencana kabut asap kembali melanda, memicu gugatan hukum oleh sebelas warga terhadap tiga perusahaan besar yang diduga bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Persidangan kasus ini kini memasuki tahap pembuktian dengan menghadirkan belasan saksi yang memberikan keterangan mengenai dampak kabut asap tersebut.
BACA JUGA:Pj Bupati Muba Ajak Seluruh Elemen Bersinergi Wujudkan Kabupaten Muba Bebas Kabut Asap Karhutbunlah
BACA JUGA:Bye-Bye Kabut Asap! Palembang Masuki Musim Peralihan, Waspada Angin Kencang
Pada tahun 2023, wilayah Sumatera Selatan mengalami kebakaran hutan dan lahan gambut yang luas, menyebabkan kabut asap tebal yang mengganggu aktivitas masyarakat dan membahayakan kesehatan.
Tiga perusahaan, yaitu PT Bumi Mekar Hijau (BMH), PT Bumi Andalas Permai (BAP), dan PT Sebangun Bumi Andalas (SBA) Wood Industries, yang berada di bawah naungan Asia Pulp and Paper (Grup Sinar Mas), diduga memiliki peran dalam kejadian tersebut.
Ketiga perusahaan ini memiliki konsesi di area gambut yang rentan terhadap kebakaran, dan aktivitas mereka dianggap berkontribusi terhadap terjadinya bencana kabut asap.
Kabut asap yang terjadi tidak hanya mengganggu kesehatan masyarakat, tetapi juga berdampak pada berbagai sektor kehidupan, termasuk ekonomi dan pendidikan.
BACA JUGA:Antisipasi Dampak Kabut Asap Disdik OKI Mundurkan Jam Belajar
Banyak warga yang mengalami gangguan pernapasan, iritasi mata, dan penyakit lainnya akibat paparan asap.
Selain itu, aktivitas ekonomi terganggu karena keterbatasan jarak pandang dan kondisi udara yang tidak sehat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: