Polda Metro Jaya Panggil Lagi Abraham Samad: Saksi Kunci Kasus Dugaan Ijazah Palsu Eks Presiden Jokowi

Polda Metro Jaya Panggil Lagi Abraham Samad: Saksi Kunci Kasus Dugaan Ijazah Palsu Eks Presiden Jokowi

Polda Metro Jaya Panggil Lagi Abraham Samad: Saksi Kunci Kasus Dugaan Ijazah Palsu Eks Presiden Jokowi.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

Laporan ini diterima dan ditindaklanjuti oleh Polda Metro Jaya, termasuk dengan memanggil para saksi dan pelapor untuk dimintai keterangan serta klarifikasi lebih lanjut.

Kuasa hukum Jokowi menyebut laporan ini dibuat untuk menindaklanjuti informasi yang menyebar di media sosial dan berbagai platform daring yang menyudutkan nama kliennya dengan tudingan serius namun tak berdasar.

BACA JUGA:Proyek PIK 2: Jokowi hingga Aguan Digugat Rp612 Triliun, Apa Sebabnya?

BACA JUGA:Jokowi dan Keluarga Resmi Dipecat dari PDIP: Ini Respons Wapres Gibran Rakabuming Raka

“Ini bukan soal menjawab kritik, tapi membela hak hukum atas nama baik. Laporan ini kami buat berdasarkan UU ITE karena pelanggaran dilakukan melalui media digital,” tegas Yakup Hasibuan.

Nama Abraham Samad yang merupakan eks Ketua KPK kembali mencuat ke publik setelah disebut-sebut sebagai salah satu saksi penting dalam kasus ini. 

Keikutsertaannya menarik perhatian karena selama ini ia dikenal sebagai tokoh yang vokal terhadap isu-isu hukum dan antikorupsi.

Belum diketahui secara jelas sejauh mana keterlibatan atau informasi yang dimiliki Abraham Samad terkait kasus ijazah Jokowi. 

Namun, ketidakhadirannya dalam pemanggilan perdana menjadi sorotan, dan publik kini menanti apakah ia akan memenuhi panggilan kedua dari kepolisian.

Publik Terbelah: Isu Sensitif di Tengah Tahun Politik

Dugaan pemalsuan ijazah terhadap mantan Presiden Jokowi bukan isu baru. 

Namun eskalasinya meningkat signifikan sejak beberapa kelompok masyarakat sipil dan aktivis mulai menggalang dukungan untuk mengusut tuntas perkara ini. 

Apalagi, ini terjadi di tengah momentum transisi politik nasional pasca Pemilu 2024.

Sejumlah tokoh masyarakat menilai bahwa kasus ini sarat muatan politis. 

Di sisi lain, banyak pula yang mendesak agar polisi bersikap netral dan memeriksa kasus ini secara adil dan transparan demi menjaga kepercayaan publik terhadap institusi penegak hukum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: