Risoles, Camilan Klasik yang Tak Pernah Kehilangan Peminat

Risoles renyah di luar, lembut di dalam.-Fhoto: Istimewa-
PALPOS.ID – Risoles, salah satu camilan klasik khas Indonesia, kembali menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu makanan ringan favorit masyarakat dari berbagai kalangan.
Camilan yang biasanya diisi dengan ragout ayam, sayuran, atau bahkan daging cincang ini, tidak hanya digemari di pasar tradisional, tetapi juga mulai naik kelas dan menjadi sajian dalam berbagai acara formal, kafe, hingga restoran berbintang.
Risoles merupakan makanan yang terbuat dari adonan tepung terigu yang dibuat menjadi kulit tipis, kemudian diisi dengan bahan-bahan gurih, dilapisi tepung panir, dan digoreng hingga berwarna keemasan.
Teksturnya yang renyah di luar dan lembut di dalam menjadikannya camilan yang tak pernah lekang oleh waktu.
BACA JUGA:Dadar Gulung : Kelezatan Tradisional yang Tak Lekang oleh Waktu
BACA JUGA:Panada : Kuliner Khas Manado Yang Semakin Di Gemari Di Seluruh Nusantara
Meski telah menjadi makanan yang sangat lekat dengan budaya kuliner Indonesia, risoles sejatinya berasal dari Eropa, tepatnya Prancis.
Nama "risoles" diadaptasi dari kata rissoler dalam bahasa Prancis yang berarti "menggoreng sampai cokelat keemasan".
Camilan ini pertama kali dibawa oleh bangsa Belanda saat masa penjajahan, kemudian diadaptasi dengan selera lokal sehingga menjadi risoles seperti yang dikenal masyarakat Indonesia saat ini.
Di Indonesia, variasi risoles berkembang sangat luas.
BACA JUGA:Kue Lumpur : Kelezatan Tradisional yang Tetap Relevan di Tengah Modernitas
BACA JUGA:Kue Sus Buah, Inovasi Segar yang Kian Digemari Pecinta Kuliner Tanah Air
Tidak hanya diisi dengan ragout ayam dan sayuran seperti wortel dan kentang, kini risoles hadir dalam berbagai varian kekinian seperti risoles keju mozzarella, risoles mayones-smoked beef, hingga risoles manis dengan isian cokelat atau pisang.
Tren bisnis kuliner yang terus berkembang membuka peluang besar bagi pelaku usaha kecil dan menengah untuk menjadikan risoles sebagai produk unggulan.
Salah satunya adalah Rina Wulandari, pemilik usaha “Risoles Mbak Rina” yang telah merintis bisnis rumahan sejak 2019.
“Awalnya saya hanya membuat risoles untuk konsumsi keluarga.
BACA JUGA:Kue Pancong : Cita Rasa Tradisional yang Tak Lekang oleh Waktu
BACA JUGA:Lepet : Pangan Tradisional Nusantara Yang Mulai Kembali Dilirik Generasi Muda
api karena banyak yang suka dan pesan, akhirnya saya seriusin jadi usaha,” ujarnya saat ditemui di rumah produksinya di kawasan Depok.
Saat ini, ia bisa memproduksi hingga 500 risoles per hari, dengan varian rasa yang terus bertambah sesuai permintaan pasar.
Tak hanya di Jabodetabek, risoles buatan UMKM lokal kini telah merambah ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan menembus pasar ekspor dalam bentuk beku (frozen food).
Produk ini sangat diminati karena praktis dan bisa dijadikan stok camilan atau makanan ringan di rumah.
Jika dulu risoles hanya ditemukan di pasar tradisional atau warung jajanan kaki lima, kini kehadirannya juga merambah ke dunia kuliner modern.
Banyak kafe dan restoran menyajikan risoles sebagai bagian dari menu pembuka atau snack yang dikemas lebih modern.
Chef Aditya Prakoso, pemilik restoran fusion "Nusantara Bites" di Jakarta Selatan, mengatakan bahwa risoles adalah salah satu menu terfavorit di restorannya.
“Kami menyajikan risoles dengan isian lobster dan keju premium, dipadukan dengan saus tartar homemade. Ternyata pelanggan sangat antusias,” katanya.
Dengan kemasan yang lebih menarik dan rasa yang lebih eksklusif, risoles berhasil masuk ke pasar kuliner menengah ke atas, tanpa meninggalkan akar tradisionalnya.
Meski menjanjikan, bisnis risoles tidak lepas dari tantangan.
Persaingan yang ketat, fluktuasi harga bahan baku, serta kebutuhan akan inovasi rasa membuat para pelaku usaha harus terus berkreasi.
Selain itu, aspek kebersihan dan kualitas produk menjadi perhatian utama, terutama dalam industri makanan beku.
“Yang paling penting adalah konsistensi rasa dan kualitas.
Karena pelanggan biasanya akan kembali kalau rasa risolesnya enak dan selalu sama,” ungkap Rina.
Di sisi lain, dukungan dari pemerintah dan berbagai platform digital turut membantu mempromosikan produk lokal seperti risoles.
Melalui media sosial dan aplikasi pengantaran makanan, para pelaku usaha kini bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
Risoles bukan sekadar camilan biasa. Ia adalah simbol dari adaptasi budaya, kreativitas kuliner, serta potensi ekonomi yang terus berkembang.
Dari pasar tradisional hingga meja restoran kelas atas, risoles telah membuktikan bahwa makanan klasik Indonesia mampu bertahan dan bersaing di tengah tren kuliner modern.
Dengan inovasi rasa, kemasan, dan strategi pemasaran yang tepat, risoles bukan hanya akan terus digemari, tetapi juga bisa menjadi ikon kuliner lokal yang membanggakan.
Di tengah derasnya arus makanan cepat saji dari luar negeri, risoles hadir sebagai pengingat bahwa camilan khas Indonesia pun memiliki tempat istimewa di hati masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: